Semuanya bermula di tahun 2007, sejak itu makna kata Suster pun mengalami perubahan yang drastis. Bahkan sampai jauh menyimpang dari makna yang dikandung sebelumnya.
Kita telah mengenal berbagai makna dari kata
Suster. Pada awalnya
Suster bermakna ‘
wanita yang menjadi anggota perkumpulan kerohanian yang hidup di dalam biara’, sebutan ini biasa disematkan kepada biarawati penganut agama Katolik yang membaktikan hidupnya untuk agama yang dianut.
Suster kategori ini biasanya tidak menikah sepanjang hidupnya karena alasan agama.
Ada pula yang mengartikan
Suster sebagai pengasuh bayi (
baby-sitter)
yang biasa diperbantukan pada keluarga orang-orang yang berpunya di
kota-kota besar di Indonesia. Pada umumnya usianya belasan tahun, jenis
kelaminnya perempuan dan berbaju putih-putih ala Perawat.
Makna terakhir dari
Suster ini
adalah
seseorang (wanita) yang mengemban profesi sebagai Perawat, yang telah
lulus dari berbagai level pendidikan Keperawatan dan bekerja diberbagai
fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia. Panggilan
Suster ini adalah warisan pemerintah kolonial Belanda disaat penjajahan dahulu. Kata
Suster ini berasal dari bahasa Inggris
Sister yang kemudian disarikan kedalam bahasa Belanda menjadi
Zuster dan akhirnya dialihbahasakan kedalam bahasa Indonesia menjadi
Suster. Pasca kemerdekaan Republik Indonesia, kata
Suster pun melekat pada profesi Perawat sehingga sekarang.
Dari ketiga makna yang saya rangkumkan diatas, saya berkesimpulan
bahwa masyarakat Indonesia lebih familiar untuk menggunakan kata
Suster ini
untuk
menyapa para Perawat perempuan yang mereka jumpai di berbagai rumah
sakit maupun klinik yang tersebar di tanah air. Sehingga apabila anda
membaca kata
Suster dalam artikel ini, yang saya maksudkan adalah profesi Perawat.
Sebagaimana saya sebutkan diatas, perubahan makna dari kata
Suster ini memang bermula sejak tahun 2007, berikut saya coba uraikan kepada anda bagaimana proses perubahan tersebut terjadi.
Berdasarkan catatan yang saya miliki, pada tahun 2007 telah diproduksi sebuah film berjudul
Suster Ngesot. Sebuah film hasil garapan rumah produksi
MD Pictures yang diproduseri oleh
Dhamoo Punjabi dan
Manoj Punjabi. Film ini skenarionya ditulis oleh
Aviv Elham dan disutradarai oleh
Arie Azis. Sederet artis terkenal pun membintangi produksi film ini, diantaranya:
Nia Ramadhani,
Mike Lewis,
Donita,
Lia Warde, J
ajang C. Noer,
Arswendy Nasution dan
Mastur.
Film ini bercerita tentang seorang Perawat yang dibunuh oleh kekasihnya
yang berprofesi sebagai Dokter yang ketahuan berselingkuh, kemudian
mayatnya ditanam di dinding asrama tua di sebuah rumah sakit, akhirnya
Perawat itu mengantui seisi rumah sakit dan kemudian disebut sebagai
Suster Ngesot.
Kemudian pada bulan Maret 2009 dirilis lanjutan film tersebut, kali ini berjudul
Kutukan Suster Ngesot. Film ini dihasilkan oleh rumah produksi
Imagine Pictures dengan produser
Jamal Hasan, sedangkan skenario dan sutradara film ini dilakukan oleh David Purnomo. Artis yang bermain dalam film ini, anatar lain:
Randy Pangalila, Fanny Ghassani, Beauty Lupita, Seno Setyawan, Celine Evangelista dan
Allya Rossa.
Film berkisah tentang sekawanan pemuda-pemudi yang terjebak di sebuah
rumah sakit yang dihuni oleh Perawat yang menyeramkan, Perawat ini mati
akibat diamuk massa karena difitnah oleh seorang Dokter sebagai
pelaksana pembunuhan terhadap para pasien yang kronis. Perawat yang
menyeramkan itu karena kakinya dicederai oleh amuk masyarakat akhirnya
dikenal sebagai
Suster Ngesot.
Kemudian di bulan Desember 2009 dirilis pula film dengan tema serupa, yaitu
Suster Keramas. Film ini dihasilkan oleh rumah produksi
Maxima Pictures, diproduseri oleh
Ody Mulya Hidayat, sedangkan penulis skenario-nya adalah
Abbe Ac dan disutradari oleh
Helfi Kardit.
Film ini terbilang lebih berani daripada film bertemakan Perawat
sebelumnya, karena selain dibintangi oleh artis Indonesia juga
dibintangi oleh artis import dari Jepang yang juga dikenal sebagai
bintang film porno
Rin Sakuragi. Adapun artis yang bermain dalam film ini diantaranya:
Herfiza Novianti, Rizky Mocil, Zidni Adam dan Shinta Bachir.
Cerita film ini berkisah tentang seorang wisatawan dari Jepang yang
mencari saudaranya yang berprofesi sebagai Perawat di Indonesia,
ternyata saudaranya tersebut mati karena diamuk massa akibat perbuatan
tidak senonoh disebuah villa, akhirnya Perawat tadi menghantui villa
tersebut. Mungkin dipanggil sebagai
Suster Keramas
karena selepas berbuat tidak senonoh tersebut sang Perawat tidak sempat
mandi keramas namun keburu mati akibat dihakimi oleh massa.
Selanjutnya di bulan April 2011 film
Suster Keramas 2 dirilis di bioskop-bioskop tanah air. Film ini masih dihasilkan oleh rumah produksi
Maxima Pictures dan produsernya pun masih
Ody Mulya Hidayat.
Penulis skenario tetap oleh
Abbe Ac, namun sutradara diganti oleh
Findo Purnomo HW. Film ini juga menghadirkan bintang film porno dari Jepang, yaitu
Sola Aoi. Adapun artis Indonesia yang bermain dalam film ini adalah:
Ricky Harun, Zidni Adam, Marcell Darwis, Violenzia Jeanetta dan
Eva Asmara.
Film ini berkisah tentang sekelompok pemuda yang mengalami kecelakaan
dan berobat ke sebuah rumah sakit, namun dihantui oleh sosok Perawat
yang menyeramkan.
Dan, tidak lama lagi, tepatnya tanggal 11 Oktober 2012 yang akan
datang, akan dirilis kembali sebuah film bertemakan Perawat yang
kehadirannya akan membawa kesan tersendiri bagi dunia Keperawatan di
tanah air. Film ini berjudul
Bangkitnya Suster Gepeng. Film dihasilkan oleh rumah produksi
K2K Production, diproduseri oleh
KK Dheeraj, dengan sutradara-nya adalah
Nuri Dahlia.
Film ini dibintangi oleh Aelka Mariska, Ozy Syahputra, Baby Margareth,
Jenny Cortez, Roro Fitria, Andreano Philip dan Shiddiq Kamidi. Film ini
berkisah tentang serdadu Jepang yang mencintai Perawat Indonesia, namun
karena gerakan kemerdekaan akhirnya Perawat Indonesia tersebut mati
akibat terjepit di dalam lift tanpa mampu diselamatkan oleh kekasihnya
yang serdadu Jepang tersebut. Akhirnya Perawat tersebut – yang
keadaannya gepeng terjepit lift – menuntut balas agar pengorbanannya
diakui oleh khalayak.
Kiranya dengan membaca sinopsis mengenai film-film diatas, kita
mendapat gambaran bahwa seorang Perawat senantiasa digambarkan sebagai
individu yang memiliki profil sebagai
tukang selingkuh,
sering berbuat tidak senonoh,
seksi seperti bintang film porno,
sering bertindak bengis terhadap pasien dan orang lain serta
memiliki wujud yang menyeramkan. Adapun selingkuhan Perawat dalam film-film diatas digambarkan sebagai seseorang yang berprofesi
Dokter maupun
orang asing yang sedang berada di Indonesia (serdadu Jepang).
Gambaran yang ditampilkan oleh kalangan perfilman Indonesia terhadap
profesi tentu saja telah mempengaruhi perspektif dikalangan masyarakat
yang ada di Indonesia, bahkan beberapa negara yang kebetulan memutar
film-film tersebut. Sehingga tidak aneh apabila kita kerap mendengar
guyonan disekitar kita tentang
Suster Ngesot yang
ditujukan kepada para Perawat, begitu juga diberbagai media –
elektronik, cetak, maupun jejaring sosial – pembicaraan mengenai seorang
Perawat yang memiliki gambaran yang negatif tidak luput untuk
dibicarakan.
Lalu, apabila ada orang-orang yang mengabdikan dirinya dengan tulus,
ikhlas dan profesional di dunia Keperawatan di tanah air, kemudian
merasa tidak rela dan berniat untuk menggugat kalangan perfilman
Indonesia atas perbuatan mereka yang telah menghitamkan profesi Perawat
di tanah air apakah tidak layak?
Apakah kami sebagai seorang Perawat yang telah belajar bertahun-tahun
untuk menjadi seseorang yang berintegritas dalam profesi, tidak layak
untuk mengajukan protes?
Tolong dijawab wahai pelaku sinematografi. Tolong berikan kami alasan
yang membolehkan anda leluasa untuk menghitamkan profesi yang kami
anggap terbaik ini.